CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

About Me

Foto saya
Maya Fitriana Anisa nama saya..Anak pertama dari 4 bersaudara . Suka coklat,eskrim dan permen karet ♥ yummy! tipe darah A dengan zodiak Aries :p

Minggu, 28 April 2013

RATIONAL EMOTIVE THERAPY

NAMA   : MAYA FITRIANA ANISA
NPM      : 19510405
KELAS  : 3 PA 05



Rational Emotive Therapy (RET) adalah pendekatan psikoterapi yang menyatakan bahwa keyakinan yang tidak realistis dan tidak rasional menyebabkan banyak masalah emosional.

RET adalah bentuk Cognitive Behavior Therapy (CBT). Fokus utama dari pendekatan terapi ini adalah untuk menunjukkan perubahan dalam berpikir yang akan menyebabkan perubahan dalam perilaku, sehingga mengurangi atau memperbaiki gejala. Terapi ini menekankan perubahan pola berpikir irasional yang menyebabkan penderitaan emosional ke dalam pikiran yang lebih masuk akal dan rasional. RET dapat digunakan untuk mengobati orang yang terkena dari gangguan seperti kecemasan, depresi dan stess. 

Tidak ada tindakan pencegahan utama, kecuali bahwa orang-orang yang masuk dalam pengobatan harus bersedia untuk mengubah perilaku yang mempromosikan gejala. 

Terapi emosi rasional dikembangkan oleh Albert Ellis di pertengahan 1950-an. Ellis mengusulkan bahwa orang menjadi bahagia dan mengembangkan kebiasaan diri sendiri karena kepercayaan realistis atau rusak. Dalam laporan penelitian dari Ellis pada tahun 1979 dan 1987 ia memperkenalkan model yang paling keyakinan irasional berasal dari tiga ide inti, masing-masing yang tidak realistis. Ketiga inti dan pandangan realistis meliputi: 
1) Saya harus tampil baik untuk disetujui oleh orang lain yang dirasa penting

2) Anda harus memperlakukan saya dengan adil, jika tidak, maka itu adalah suatu hal yang mengerikan dan saya tidak akan mampu menanggungnya.

3) Keadaan yang ada harus dengan cara saya dan jika tidak saya tidak akan dapat bertahan di dunia yang mengerikan seperti ini.

Pikiran-pikiran yang tidak rasional dapat menyebabkan kesedihan dan penderitaan sia-sia. Sebagai terapi, RET bersikap aktif. Terapis RET berusaha mengubah keyakinan irasional, tantangan berpikir, dan mempromosikan rational self-talk, dan berbagai strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Strategi ini mungkin termasuk: memperdebatkan keyakinan yang irasional (terapis menunjukkan betapa tidak rasionalnya agar klien percaya ia harus menjadi baik dalam segala hal untuk dianggap sebagai orang yang berharga), reframing (situasi yang dilihat dari sudut yang lebih positif ), pemecahan masalah, bermain peran, model, dan penggunaan humor. Klien juga mungkin akan diminta untuk menyelesaikan latihan-latihan tertentu di rumah, dan bibliotherapy (membaca tentang gangguan) juga dapat digunakan sebagai komponen RET. 

Sebelum klien mulai RET, ia mungkin melalui suatu kajian dengan terapis. Penilaian ini disebut penilaian biopsikososial, terdiri dari wawancara terstruktur. Pertanyaan dan pengumpulan informasi selama penilaian ini biasanya mencakup bidang-bidang seperti sejarah masa lalu medis dan psikologis, keluarga dan sosial sejarah, jenis kelamin dan riwayat obat, pekerjaan dan sejarah pendidikan dan sejarah kriminal. Wawancara menyediakan informasi untuk diagnosis atau diagnosis tentatif yang memerlukan pengujian lebih lanjut atau konsultasi. 

Hasil Terapi :
Normalnya; Orang yang menjalani RET akan mulai memahami pola berulang pikiran yang irasional dan gangguan yang disebabkan oleh beberapa gejala. Individu dalam terapi akan mengembangkan keterampilan untuk meningkatkan masalah-masalah khusus nya, dan hasil yang biasa termasuk peningkatan harga diri dan pengembangan rasa bahwa peristiwa kehidupan perubahan dan bahwa hasil mungkin tidak selalu menguntungkan.

Abnormalnya; Tidak ada hasil abnormal, tetapi orang-orang yang tidak mau berubah dan mematuhi rekomendasi pengobatan mungkin tidak mendapatkan apapun perilaku baru yang menguntungkan.

Cara terapi :
Pasien harus membedakan antara keyakinan yang rasional dengan keyakinan yang tidak rasional. Terapis menentangnya apakah pasien akan meneruskan keinginannya untuk merusak dirinya, atau tidak. Terapis mendorongnya bahkan lebih kuat lagi yakni menginstruksikan agar melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan.
            
Langkah kedua menunjukkan kepada pasien bahwa pasien mempertahankan perilakunya yang terganggu karena pasien meneruskan cara berpikirnya yang tidak logis

Langkah ketiga bertujuan mengubah cara berpikir pasien dengan membuang cara berpikir yang tidak logis.

Langkah keempat ditujan terhadap aspek yang lebih jauh lagi, tidak hanya menghadapi proses berpikir yang tidak logis terhadap hal-hal yang khusus, melainkan terhadap hal-hal yang lebih luas yang menyangkut kehidupan sehari-hari.

Peran dan kegiatan terapis:
1. Bawalah pasien sampai pada akar persoalannya yang menimbulkan pikiran tidak rasional dan yang    menimulkan gangguan pada perilaku.
2.  Doronglah pasien agar mengemukakan pikiran-pikirannya
3.  Tunjukkan pada pasien dasar pemikirannya yang tidak logis
4.  Pergunakan analisis logis untuk mengurangi keyakinan yang tidak rasional
5. Kemukakan kepada pasien bagaimana keyakinan ini tidak jalan dan bagaimana hal tersebut akan menimbulkan gangguan emosi maupun perilaku dikemudian hari
6. Pergunakan humor dan cara lain yang mungkin dirasakan aneh atau yang bukan seperlunya, untuk menghadapi cara berpikir pasien yang tidak rasional
7. Jelaskan bagaimana pikiran ini dapat diganti dengan pikiran lain yang lebih rasional dan yang lebih memiliki dasar empiric yang kuat
8. Ajarlah pasien bagaimana mempergunakan pendekatan ilmiah dan proses berikutnya, sehingga mereka dapat mengamati dan kemudian mengurangi cara berpikir yang tidak rasional dan logis yang dapat menimbulkan kesulitan dalam dirinya dikemudian hari.

SUMBER :
Corey, Gerald. (1995). Teori dan Praktek dari Konseling dan Psikoterapi. Edisi ke-4.  Diterjemahkan oleh: Drs. Mulyarto. Semarang: IKIP Semarang Press

Gunarsa, S. (2007). Psikoterapi. Jakarta: Gunung Mulia

Maulany, R. (1997). Psikiatri. Jakarta: Buku kedokteran EGC

Coon, D. Essentials of Psychology. 7th ed. Pacific Grove: Brooks/Cole Publishing Company, 1997.

Sabtu, 27 April 2013

rabukamisjumat

hey hey heeeey kembali lagi bersama maya fitriana anisa di mayafitrianisa ef em...
bagaimana malam minggu kalian hari bloggers and readers?? okey mungkin ada yang sedang bersenang-senang dan juga ada yang sedang bergalau ria karna masil saja menjomblo.. HA HA HA

ingin sedikit berbagi kesenangan 3 hari kemarin..
apa saja itu? cekdisot

Rabuduapuluhempataprilduaributigabelas

Seperti biasa saya berangkat ke kampus dan beraktivitas bagaimana layaknya mahasiswi (/////,-)
*hey kenapa emot kanjen ben ituuu !!!"
kemudian saat mata kuliah terakhir tiba... hu hu hu aura kelas berubah menjadi sangat mencekam, semua berawal karna kesalahan saya yang lalai dalam tugas.. hiks *memang ga becus kau may!!* untuk cerita lengkapnya kalian tak perlu tau, karnaaa karnaaa karnaaaaa
setelah selesai kuliah seperti biasa, saya nyimash dan vera berkelana mencari makan dan tercetuslah ide untuk makan di salah mall depok yang terdekat.
pertama kita makan nasi, you know laah perut saya aseli Indonesa "ga nasi ga kenyang".. dan sekitar 45 menit kemudian ,kita ingin sesuatu yg manis-manis *aku maniss looh qaqaaaa*
nyimas makan jagug manis sedangkan saya sama veraaaa...

pancake ice cream :d

yummy !!

Dan kita ga sekedar makanmakan aja tapi juga tidak melupakan kegiatan harian yaitu bergosip, ngakak sana sini ga karuan, ada aja hal yang kita biacarain dan omongin.. sampaisampai tak terasa hari sudah sore, kitapun pulang ke kandang masingmasing :p

kamisduapuluhlimaaprilduaributigabelas

rencana awalnya itu mau ke perpustakaan kampus dengan vera, tapi batal dan kebetulan sayanya juga mager.. terus sorenya hujaaaaan padahal pengen main ke TEMA, saya rindu mereka.. dan tanpa disangka ae ijal dan lydia ngajak nonton, aaaaaa senangnyaaaaaaaa... kita nonton film yang memang lagi booming yaitu IRON MAN 3
huwah emang keren film yang satu ini...


thanks yaaah ae ijal lydiaaa... kangen banget kumpulkumpul lagiiii {}

jumatduapuluhenamaprilduaributigabelas

the best day of my week kali yaaaah.. awalnya Vera ngajakin ke perpustakaan yang ada di tim... karna data yang dicari dia itu mengenai aktor.. saya ikutan aja, karna mgkin saja saya juga menemukan data yang saya cari untuk tugas saya ini.. dan sampailah kita di TIM, kita sama sekali gatau menau mengenai perpustakaan ini, hanya berbekal info dari blog yang di baca kemudian bertanya pada orang sekitar mampirlah kita ke perpustakaan ini :
seneng bisa kesini jd nambah informasi ^^
lanjut ke pepustakaan yg ada di IKJ, daaaan agak deg2an gituu karena ngerasa asing banget.. tapi seneeeeeng seneeeeeeng....
saat lagi di perpustakaan IKJ itu vera dapat informasi mengenai pameran yang ada di Galeri Nasional, karna waktu baru menunjukkan pukul 4 sore berangkatlah kita kesana menggunakan bajaj.. sama sekali gatau lhoooo mengenai tempat itu, kita hanya bermodalkan keberanian untuk bertanya huahahahaha ngebolang banget jadinya... capeee?? jelas iya, tapi ngerasa ga rugi karna keren banget sumpah acaranya !! yang mengikuti acaranya ini dari seluruh univ di Indonesia lhooo dan mereka luar biasa kreatif, IRI BANGET

KMDCI X




thanks ALLAH 

Selasa, 23 April 2013

MERAH

baru nyoba-nyoba main tumblr, ga beda jauh sama blog siih sebenernya cuma bedanya agak lebih simple sepertinya heehhehe
waktu dulu udh pernah bikin tp lupa password dan gapernah dipake..
sekarang bikin baru jadi mayatrianisa.tumblr.com hehehehe ^^


tengkyu mickey'y :*

walpaper HP akuuuu ^^

ANALISIS TRANSAKSIONAL

NAMA : MAYA FITRIANA ANISA
NPM : 19510405
KELAS : 3 PA 05


Pendekatan analisis transaksional dipelopori oleh Erick Berne dan dikembangkan sejak tahun 1950. Transaksional maksudnya ialah hubungan komunikasi antara seseorang dengan orang lain. Analisis transaksional adalah psikoterapi transaksional yang dapat digunakan dalam terapi individual, tetapi lebih cocok untuk digunakan dalam terapi kelompok. Analisis transaksional (AT) berbeda dengan sebagian besar terapi lain karena merupakan suatu terapi kontraktual dan desisional. AT melibatkan suatu kontrak yang dibuat oleh klien, yang dengan jelas menyatakan tujuan-tujuan dan arah proses terapi. AT juga berfokus pada putusan-putusan baru. AT menekankan aspek-aspek kognitif rasional-behavior dan berorientasi kepada peningkatan kesadaran sehingga klien akan mampu membuat putusan-putusan baru dan mengubah cara hidupnya.

Analisis transaksional dibagi kedalam kategori sebagai berikut:
1.  Keadaan ego (ego states)
Realitas ego yang benar-benar dialami oleh seseorang secara mental dan fisik pada waktu tertentu

2.  Transaksi (transactions)
Suatu transaksi yang terdiri atas satu stimulus tunggal dan satu respon tunggal, verbal dan non verbal merupakan unit dari tindakan sosial.

3.  Permainan dan drama segitiga (games and the drama triangle)
Suatu urutan transaksi tersembunyi yang berlangsung melalui tahap-tahap yang didefinisikan dengan baik hingga suatu dampak yang dapat diramalkan.

4.  Naskah (scripts)
Konsep tentang matriks naskah, membantu melihat bagaimana keputusan-keputusan (pesan-pesan negatif) disampaikan kepada keadaan ego anak.  

5.  Gerakan dan lakon cerita (strokes and scriptwork)

6.  Posisi kehidupan (life positions)
7.  Perintah dan keputusan ulang naskah (script injunctions and redecision)

Gagasan penyembuhan analisis transaksional:
1.  Pengendalian sosial
     Dengan cara memperoleh penguasaan atas perilaku-perilaku disfungsional
2.  Penyembuhan gejala
3.  Penyembuhan transferensi
4.  Penyembuhan naskah

Terapis analisis transaksional telah membagi penyembuhan kedalam penyembuhan sosial dan psikologis, yang menggunakan alat-alat untuk bekerja dalam berbagai bidang praktik, diantaranya:
1.  Terapi pasangan
2.  Terapi kelompok kecil
3.  Terapi keluarga
4.  Ruang kerja dan perkembangan organisasi

Tahap analisis transaksional cocok digunakan dalam pertemuan sosial yang disebut transaksional, yaitu pertemuan dua atau lebih individu. Orang pertama menciptakan stimulasi transaksional, orang kedua menghasilkan respon transaksional.

Kelebihan terapi ini menurut Gerald Corey :
1. Sangat berguna dan para konselor dapat dengan mudah menggunakannya.
2. Menantang konseli untuk lebih sadar akan keputusan awal mereka.
3. Integrasi antara konsep dan praktek analisis transaksional dengan konsep tertentu dari terapi gestalt amat berguna karena konselor bebas menggunakan prosedur dari pendekatan lain. 

Kelemahan 
1.Memberikan sumbangan pada konseling multikultural karena konseling diawali dengan larangan mengaitkan permasalahan pribadi dengan permasalahan keluarga dan larangan mementingkan diri sendiri

2. Banyak Terminologi atau istilah yang digunakan dalam analisis transaksional cukup membingungkan.

3. Penekanan Analisis Transaksional pada struktur merupakan aspek yang meresahkan.

4. Konsep serta prosedurnya dipandang dari perspektif behavioral, tidak dapat di uji keilmiahannya

5. Konseli bisa mengenali semua benda tetapi mungkin tidak merasakan dan menghayati aspek diri mereka sendiri.

SUMBER :
Corey.G.1988. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung: PT Eresco

Gilbert, J & Albert, A. (2007). Buku pintar pekerja sosial. Jakarta: BPK Gunung Mulia

Naisaban, L. (2004). Para psikolog terkemuka dunia: riwayat hidp, pokok pikiran, dan karya. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia

Senin, 15 April 2013

LOGOTERAPI


NAMA : MAYA FITRIANA ANISA
NPM    : 19510405
KELAS : 3 PA 05

Pengertian Logoterapi
Logoterapi diperkenalkan oleh Viktor Frankl, seorang dokter ahli penyakit saraf dan jiwa (neuro-psikiater). Logoterapi berasal dari kata “logos” yang dalam bahasa Yunani berarti makna (meaning) dan juga rohani (spirituality), sedangkan terapi adalah penyembuhan atau pengobatan. Logoterapi secara umum dapat digambarkan sebagai corak psikologi/ psikiatri yang mengakui adanya dimensi kerohanian pada manusia di samping dimensi ragawi dan kejiwaan, serta beranggapan bahwa makna hidup (the meaning of life) dan hasrat untuk hidup bermakna (the will of meaning) merupakan motivasi utama manusia guna meraih taraf kehidupan bermakna (the meaningful life) yang didambakannya.
Ada tiga asas utama logoterapi yang menjadi inti dari terapi ini, yaitu:
1. Hidup itu memiliki makna (arti) dalam setiap situasi, bahkan dalam penderitaan dan kepedihan sekalipun. Makna adalah sesuatu yang dirasakan penting, benar, berharga dan didambakan serta memberikan nilai khusus bagi seseorang dan layak dijadikan tujuan hidup.
2. Setiap manusia memiliki kebebasan – yang hampir tidak terbatas – untuk menentukan sendiri makna hidupnya. Dari sini kita dapat memilih makna atas setiap peristiwa yang terjadi dalam diri kita, apakah itu makna positif atupun makna yang negatif. Makna positif ini lah yang dimaksud dengan hidup bermakna.
3. Setiap manusia memiliki kemampuan untuk mangambil sikap terhadap peristiwa tragis yang tidak dapat dielakkan lagi yang menimpa dirinya sendiri dan lingkungan sekitar.  Contoh yang jelas adalah seperti kisah Imam Ali diatas, ia jelas-jelas mendapatkan musibah yang tragis, tapi ia mampu memaknai apa yang terjadi secara positif sehingga walaupun dalam keadaan yang seperti itu Imam tetap bahagia.

Ajaran Logoterapi
Ketiga asas itu tercakup dalam ajaran logoterapi mengenai eksistensi manusia dan makna hidup sebagai berikut.
a.       Dalam setiap keadaan, termasuk dalam penderitaan sekalipun, kehidupan ini selalu mempunyai makna.
b.      Kehendak untuk hidup bermakna merupakan motivasi utama setiap orang.
c.       Dalam batas-batas tertentu manusia memiliki kebebasan dan tanggung jawab pribadi untuk memilih, menentukan dan memenuhi makna dan tujuan hidupnya.
d.      Hidup bermakna diperoleh dengan jalan merealisasikan tiga  nilai kehidupan, yaitu nilai-nilai kreatif (creative values), nilai-nilai penghayatan (eksperiental values) dan nilai-nilai bersikap (attitudinal values).

Tujuan Logoterapi
Tujuan dari logoterapi adalah agar setiap pribadi:
a.       memahami adanya potensi dan sumber daya rohaniah yang secara universal ada pada setiap orang terlepas dari ras, keyakinan dan agama yang dianutnya;
b.      menyadari bahwa sumber-sumber dan potensi itu sering ditekan, terhambat dan diabaikan bahkan terlupakan;
c.       memanfaatkan daya-daya tersebut untuk bangkit kembali dari penderitaan untuk mamp[u tegak kokoh menghadapi berbagai kendala, dan secara sadar mengembangkan diri untuk meraih kualitas hidup yang lebih bermakna.

Pandangan Logoterapi terhadap Manusia
a.       Menurut Frankl manusia merupakan kesatuan utuh dimensi ragawi, kejiwaan dan spiritual. Unitas bio-psiko-spiritual.
b.      Frankl menyatakan bahwa manusia memiliki dimensi spiritual yang terintegrasi dengan dimensi ragawai dan kejiwaan. Perlu dipahami bahwa sebutan “spirituality” dalam logoterapi tidak mengandung konotasi keagamaan karena dimens ini dimiliki manusia tanpa memandang ras, ideology, agama dan keyakinannya. Oleh karena itulah Frankl menggunakan istilah noetic sebagai padanan darispirituality, supaya tidak disalahpahami sebagai konsep agama.
c.       Dengan adanya dimensi noetic ini manusiamampu melakukan self-detachment, yakni dengan sadar mengambil jarak terhadap dirinya serta mampu meninjau dan menilai dirinya sendiri.
d.      Manusia adalah makhluk yang terbuka terhadap dunia luar serta senantiasa berinteraksi dengan sesama manusia dalam lingkungan sosial-budaya serta mampu mengolah lingkungan fisik di sekitarnya.

Logoterapi sebagai Teori Kepribadian
Kerangka pikir teori kepribadian model logoterapi dan dinamika kepribadiannya dapat digambarkan sebagai berikut:
Setiap orang selalu mendambakan kebahagiaan dalam hidupnya. Dalam pandangan logoterapi kebahagiaan itu tidak datang begitu saja, tetapi merupakan akibat sampingan dari keberhasilan seseorang memenuhi keinginannya untuk hidup bermakna (the will to meaning). Mereka yang berhasil memenuhinya akan mengalami hidup yang bermakna (meaningful life) dan ganjaran  (reward) dari hidup yang bermakna adalah kebahagiaan (happiness). Di lain pihak mereka yang tak berhasil memenuhi motivasi ini akan mengalami kekecewaan dan kehampaan hidup serta merasakan hidupnya tidak bermakna (meaningless). Selanjutnya akibat dari penghayatan hidup yang hampa dan tak bermakna yang berlarut-larut tidak teratasi dapat mengakibatkan gangguan neurosis (noogenik neurosis) mengembangkan karakter totaliter (totalitarianism) dan konformis (conformism).

SUMBER

Senin, 08 April 2013

Beautiful Surprise ^^

Ulang tahun saya tgl 7 april, ya pas hari kemarin.. umur saya kini 21 tahun..
dan sedihnya adik saya mengatakan bahwa dia lupa bahwa hari itu adalah hari ulang tahun saya, dia bilang "bukannya tgl 20 mba??"
hiks sedihnyaaa :'( jahat sekali kau,dak

dan ternyata itu semua hanya akal-akalan dia saja..
pagi tadi ketika saya terbangun dari tidur cantik (ceileeeeeh) ,kue dan boneka lucu berwarna hitam putih sudah ada di kamar tidur saya, diletakkan oleh Badak (nama panggilan saya untuk adik saya edo) di sudut kamar .. Lucunyaaaa, so sweet sekali adik saya yang satu ini.. yang lain kalah romantisnya. hahahaha

edo ridlo ({})

tengkyu.. love you, too :*






untuk dibagikan ke teman-teman kampus ^^

nyempil yooh, ini looh foto narsis si bontot aka meutia (kiri)

makasih banget yaaa badak yang ganteng :*
beruntunglah wanita yang mendapatkan adik saya yang satu ini .. hihihi


Kamis, 04 April 2013

What's in my mind?

gatau apa yang lagi dipikir, lebih tepatnya saya sedang mencari tahu apa yang saya pikirkan..
ga jelas memang, tapi itulah yang saya rasa sekarang.
akhir-akhir ini ga fokus, ga semangat, males, perasaan ga nyaman, kepikiran yang aneh-aneh..

Senin, 01 April 2013

TERAPI CLIENT CENTERED


   Adalah terapi yang dikembangkan oleh Carl Rogers yang didasarkan pada asumsi bahwa klien merupakan ahli yang paling baik bagi dirinya sendiri dan merupakan orang yang mampu untuk memecahkan masalahnya sendiri. Tugas terapis adalah mempermudah proses pemecahan masalah mereka sendiri. Terapi juga tidak mengajukan pertanyaan menyelidik, membuat penafsiran, atau mengajukan serangkaian tindakan. Terapis lebih dikenal sebagai fasilitator.
  Klien harus memiliki beberapa persyaratan untuk mencapai pemahaman klien terhadap masalah yang dihadapi, diantaranya adalah empati, rapport, dan ikhlas. Empati adalah kemampuan memahami perasaan yang dapay mengungkapkan keadaan klien dan kemampuan mengkomunikasikan pemahaman ini kepada klien. Rapport adalah menerima klien dengan tulus sebagaimana adanya, termasuk pengakuan bahwa orang tersebut memiliki kemampuan untuk terlibat secara konstruktif dengan masalahnya. Ikhlas dalam arti sifat terbuka, jujur, dan tidak berpura-pura atau bertindak dibalik topeng profesinya. Selain itu terdapat pula jaminan bahwa masalah yang diungkap klien dijamin kerahasiaannya serta adanya kebebasan bagi klien untuk kembali lagi berkonsultasi atau tidak sama sekali jika klien sudah dapat memehami permasalahannya sendiri.
 Menurut Rogers, pertanyaan “Siapa saya?” menjadi penyebab kebanyakan seseorang datang ke terapis untuk psikoterapi. Kebanyakan dari mereka bertanya “Bagaimana saya dapat menemukan diri nyata saya?” ”Bagaimana saya dapat menjadi apa yang saya inginkan?” “Bagaimana saya memahami apa yang ada dibalik dinding saya dan menjadi diri sendiri?”

Tokoh Person Center Therapy
    Rogers adalah pelopor didalam penyelidikan dibidang konseling dan psikoterapi. Pandangan Rogers tentang sifat naluri manusia adalah fenomenologis, yaitu kita membentuk diri sendiri sesuai dengan persepsi kita tentang realitas. Teori Rogers bertumpu pada suatu asumsi bahwa klien bisa memahami faktor dalam hidup mereka yang menjadikan mereka tidak bahagia. Mereka juga memiliki kapasitas untuk mengarahkan dir mereka sendiri dan mengadakan perubahan pribadi yang konstruktif.

Tujuan Person Center Therapy
    Menciptakan iklim yang kondusif bagi usaha membantu klien untuk menjadi pribadi yang dapat berfungsi penuh. Guna mencapai tujuan tersebut terapis perlu mengusahakan agar klien dapat menghilangkan topeng yang dikenakannya dan mengarahkannya menjadi dirinya sendiri.

Teknik dan Prosedur Terapi
  Dalam kerangka terpusat pada pribadi “tekniknya” adalah mendengarkan, menerima, menghormati, memahami dan berbagi. Pendekatan berpusat pada pribadi yang ada sekarang dipahami sebagai yang terutama untuk proses menolong klien bisa menemukan makna personal yang baru dan lebih memuaskan tentang dirinya sendiri dan dunia tempat ia tinggal.
3 ciri pribadi terapis
-Keselarasan atau kesejatian : terapis tampil nyata, terintegrasi, bersikap spontan, sanggup menyatakan kemarahan, kekecewaan, kesukaan, ketertarikan dll
-Perhatian positif tak bersyarat : perhatian yg mendalam & tulus, tidak dicampuri oleh evaluasi atau penilaian perasaan, pemikiran & tingkahlaku klien sbg baik atau buruk
-Pengertian empatik yang akurat : mengerti secara peka perasaan & pengalaman klien.

Kelebihan
   Terapi terpusat pada pribadi didasarkan pada falsafah sifat naluri manusia yang menegaskan adanya usaha untuk beraktualisasi diri. Selanjutnya pandangan Rogers tentang sifat naluri manusia adalah fenomenologis, yaitu kita membentuk diri sendiri sesuai dengan persepsi kita tentang realitas. Kita dimotifikasi untuk mangaktualisasi diri kita sendiri dalam lingkup persepsi kita akan realitas.

Kekurangan
    Kerawanan dari pendekatan terpusat pada pribadi merupakan gejala dari para praktisi untuk bersikap sangat menunjang tanpa harus menantang. Karena kesalahpahaman mereka akan konsep dasar dari pendekatan itu, beberapa orang dari mereka telah membatasi lingkup response mereka terhadap refleksi dan mendengarkan secara empati.
   Salah satu keterbatasan dari pendekatan itu adalah cara beberapa orang praktisi menjadi “terpusat pada klien” dan kehilangan citra rasa kepribadian mereka sendiri serta keunikannya.



SUMBER: 
Findryawati.staff.gunadarma.ac.id

Corey, Gerald. 1995. Teori dan Praktek dari Konseling dan Psikoterapi. Edisi ke-4. Diterjemahkan oleh:   
Drs. Mulyarto. Semarang: IKIP Semarang Press

Riyanti, B.P. Dwi dan Prabowo, Hendro. 1998. Psikologi Umum II. Jakarta: Universitas Gunadarma

Suryabrata, Sumardi. 1982. Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada


TEORI HUMANISTIK EKSISTENSIAL


NAMA   : MAYA FITRIANA ANISA
NPM      : 19510405
KELAS  : 3PA05

Tokoh-tokoh dari humanistik eksistensial antara lain adalah Ludwig Binswanger, Medard Boss, Abraham Malow, Carl H. Rogers, Victor Frankl, Holo May, Bagental, Irvin Yalom, Yourard dan Arbuckle.
Terapi humanistik eksistensial lebih memusatkan perhatian pada pengalaman-pengalaman sadar dan juga lebih memusatkan perhatian pada apa yang dialami pasien pada masa sekarang bukan pada masa lampau.
Pada dasarnya terapi eksistensial memiliki tujuan untuk meluaskan kesadaran diri klien, dan karenanya meningkatkan kesanggupan pilihannya, yakni bebas dan bertanggung jawab atas arah hidupnya.
Dalam buku Teori dan Praktek Konseling Psikoterapi oleh Gerald Corey pada tahun 1999, terapi eksistensial juga bertujuan membantu klien menghadapi kecemasan sehubungan dengan pemilihan nilai dan kesadaran bahwa dirinya bukan hanya sekedar korban kekuatan-kekuatan determinisik dari luar dirinya. Terapi eksistensial memiliki cirinya sendiri oleh karena pemahamannya bahwa tugas manusia adalah menciptakan eksistensinya yang bercirikan integritas dan makna.

Fungsi dan Peran Terapis
Tugas utama dari seorang terapis adalah berusaha memahami keberadaan klien dalam dunia yang dimilikinya. Tugas terapis diantaranya adalah membantu klien agar menyadari keberadaanya dalam dunia: “Ini adalah saat ketika pasien melihat dirinya sebagai orang yang terancam, yang hadir di dunia yang mengancam dan sebagai subyek yang memiliki dunia”. Peran terapis sebagai ”spesialis mata ketimbang pelukis”, yang bertugas memperluas dan memperlebar lapangan visual pasien.

Penerapan Teknik dan Prosedur Terapeutik
Pendekatan eksistensial pada dasarnya tidak memiliki perangkat teknis yang siap pakai seperti kebanyakan pendekatan lainya. Pendekatan ini bisa menggunakan beberapa teknik dan konsep psikoanalitik, juga bisa menggunakan teknik kognitif-behavioral. Metode yang berasal dari Gestalt dan analis Transaksional pun sering digunakan. Akan tetapi pada intinya, teknik dari pendekatan ini adalah penggunaan kemampuan dari pribadi terapis itu sendiri.
Pada saat terapis menemukan keseluruhan dari diri klien, maka saat itulah proses terapeutik berada pada saat yang terbaik. Penemuan kreatifitas diri terapis muncul dari ikatan saling percaya dan kerjasama yang bermakna dari klien dan terapis.
Proses konseling oleh para eksistensial meliputi tiga tahap. Dalam tahap pendahuluan, konselor membantu klien dalam mengidentifikasi dan mengklarifikasi asumsi mereka terhadap dunia. Klien diajak mendefinisikan cara pandang agar eksistensi mereka diterima. Konselor mengajarkan mereka bercermin pada eksistensi mereka dan meneliti peran mereka dalam hal pencitpaan masalah dalam kehidupan mereka.
Pada tahap prtengahan, klien didorong agar bersemangat untuk lebih dalam meneliti sumber dan otoritas dari system mereka. Semangat ini akan memberikan klien pemahaman baru dan restrukturisasi nilai dan sikap mereka untuk mencapai kehidupan yang lebih baik dan dianggap pantas.
Tahap Terakhir berfokus pada untuk bisa melaksanakan apa yang telah mereka pelajari tentang diri mereka. Klien didorong untuk mengaplikasikan nilai barunya dengan jalan yang kongkrit. Klien biasanya akan menemukan kekuatan untuk menjalani eksistensi kehidupanya yang memiliki tujuan. Dalam perspektif eksistensial, teknik sendiri dipandang alat untuk membuat klien sadar akan pilihan mereka, serta bertanggungjawab atas penggunaaan kebebasan pribadinya.



Bentuk Terapi Berdasarkan Jumlah Klien
• Client centered therapy (Rogers)
– Fokus pada klien dg asumsi bhw klien merupakan pakar yang terbaik
bagi dirinya sendiri untuk menyelesaikan masalahnya
– Terapis sebagai fasilitator dalam proses pemecahan masalah.

Terapi ini disebut juga client centered therapy atau terapi nondirektif. Teknik ini awalnya dipakai Carl Rogers pada tahun 1942. Teknik ini dipakai secara lebih terbatas pada terapi mahasiwa dan orang-orang dewasa muda lain yang mengalami masalah-masalah penyesuaian diri yang sederhana.
Pendekatan humanistik Rogers terhadap terapi person centered therapy membantu pasien untuk lebih menyadari dan menerima dirinya yang sejati dengan menciptakan kondisi-kondisi penerimaan dan penghargaan dalam hubungan terapeutik.Rogers berpendapat bahw terapis tidak boleh memaksakan tujuan-tujuan atau nilai-nilai yang dimilikinya kepada pasien.

• Group therapy
– Memberi kesempatan bagi klien untuk memecahkan masalahnya
dengan kehadiran orang lain untuk mengamati bagaimana reaksi
orang atas perilaku mereka
• Encounter group (kelompok pertemuan)
– Pemecahan masalah untuk mengkaji pengalaman antara para anggota
• Family therapy
– Mengatasi masalah2 keluarga

Kelebihan
•Efisien
•Efektif
•Didukung oleh teknis2 yang telah diuji secara empiris
•empiris
•Dapat digunakan secara luas

SUMBER:
Semiun, Yustinus. 2006. Kesehatan mental 3. Yogyakarta: Kanisius
http://www.psikologizone.com/konseling-terapi-pendekatan-eksistensial/06511676

Maya Fitriana Anisa

ƪ(♥ε♥)ʃ Papah ƪ(♥ε♥)ʃ Mamah ƪ(♥ε♥)ʃ Edho ƪ(♥ε♥)ʃ Mia ƪ(♥ε♥)ʃ Meutia ƪ(♥ε♥)ʃ Ichsanuddin Clan ƪ(♥ε♥)ʃ aunty Ika Ernitha ƪ(♥ε♥)ʃ Psychology ƪ(♥ε♥)ʃ Drawing ƪ(♥ε♥)ʃ Reading ƪ(♥ε♥)ʃ